The Midnight Library merupakan buku karya Matt Haig yang rilis pada tahun 2020. Mengambil latar perpustakaan dan mengisahkan tentang seorang wanita yang memutuskan untuk mati karena penyesalan-penyesalan di hidupnya, Nora namanya. Dalam buku ini diceritakan tentang Nora yang ingin mengakhiri hidupnya tetapi malah masuk ke dalam perpustakaan tengah malam. Di tempat itu waktu sama sekali tidak berfungsi, membeku. Di tempat itu pula Nora bertemu oleh pustakawati di sekolahnya dulu, Mrs. Elm. Di tempat itu juga disebutkan sebagai "hidup antara" atau bisa dikatakan ngambang, mati tidak hidup pun tidak.
Nora memiliki kesempatan untuk menjelajah berbagai macam kehidupan miliknya pun memilih kehidupan yang Nora inginkan. Semuanya ada di rak perpustakaan itu.
"Di antara kehidupan dan kematian ada perpustakaan," katanya. "Dan di dalam perpustakaan itu rak-rak berderet tak ada habisnya. Setiap buku menyediakan kesempatan untuk mencoba kehidupan lain yang mungkin saja kaujalani. Untuk melihat bagaimana segala sesuatunya akan berbeda kalau kau membuat pilihan-pilihan lain... Akankah kau melakukan hal berbeda, seandainya kau punya kesempatan untuk membatalkan penyesalan-penyesalanmu?" -halaman 46
Nora memiliki kakak laki-laki yang bernama Joe. Nora juga memiliki kucing bernama Voltaire. Kedua orang tuanya tidak baik-baik saja. Ayahnya menekan Nora untuk menjadi seorang atlet renang dan ibunya meninggal tiga bulan sebelum ia menikah. Nora memiliki kekasih bernama Dann. Nora memiliki sahabat bernama Izzy. Nora menyukai filsafat. Nora ingin menjadi seorang glasiolog. Nora bisa bermain piano. Nora menjuarai kompetisi renang. Nora takut menjadi seorang ibu. Nora depresi, cemas, keputusasaan yang menghantuinya, ia menyesal. Karena itulah ia memutuskan untuk mati.
Buku ini menarik untuk dibaca. Selain cover-nya yang eye catching, alurnya cukup mudah untuk diikuti. Walaupun buku terjemahan, kalimat-kalimatnya tidak belibet alias lumayan lah meskipun agak kaku hehehe. Banyak kata-kata yang membekas dalam pikiran. Beberapa favoritku,
"Tak satu pun dari kita orang yang sama dengan yang kemarin." tukas Nora ketus. -halaman 183
Mungkin semua kehidupan memang seperti itu. Kehidupan-kehidupan yang paling kelihatan intens sempurna atau yang paling layak dijalani pun akhirnya akan terasa sama. Bukan kurangnya pencapaian yang membuat orangtuanya tidak bahagia, mungkin ekspetasi untuk meraih pencapaian itulah yang pertama-tama membuat tidak bahagia.-halaman 179
"Tidak ada kata terlambat untuk mengejar mimpi." -halaman 23
Dalam ceritanya, disuguhkan sentuhan filsafat dan menariknya buku ini menyinggung tentang kehidupan dunia pararel tetapi tidak detail. Dalam ceritanya juga tidak sedikit terdapat trigger warning, seperti percobaan bunuh diri. Menurutku, buku ini layak untuk dibaca meskipun dari aku pribadi pernah kehilangan mood membaca. Kalau kalian suka tentang petualangan kehidupan yang melibatkan kemungkinan-kemungkinan baik yang dapat terjadi, belum terjadi, atau bahkan tidak dapat terjadi tetapi hal itu tergantung kepada kalian yang memilih kemungkinan pada buku yang tersedia, kalian cocok untuk membaca buku ini.
Oh iya, karena buku ini bukan buku lokal jadinya banyak kosa kata asing, seperti nama-nama tempat. Bedford, misalnya. Sedikit membuat bingung. Juga karena menceritakan tentang Nora yang berpindah-pindah, tokohnya makin banyak. Lumayan membuat pening. But, overall is ok.
8,3/10 buat buku ini:D